Pentingnya Pendidikan Agama Sejak Dini
PERAN
pendidikan bagi anak, sebenarnya memiliki porsi lebih besar dari
orangtua. Nilai inilah yang dianut Asmawati, dosen Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Muhammadiyah (STIEM) Tanjung Redeb, kepada ketiga anaknya.
Sejak dini, istri dari Asmar Amir ini
selalu, bahkan telah mengajarkan pentingnya pendidikan terutama
nilai-nilai agama, kepada ketiga anaknya yang masih balita.
Anak pertama Qonitah yang baru berusia
4,5 tahun bahkan tidak diberikan pendidikan untuk masuk pendidikan anak
usia dini (PAUD). “Hal terpenting bagi keluarga kami adalah membangun
pondasi keimanannya terlebih dahulu,” kata perempuan berumur 33 tahun
ini.
Dirinya menerangkan bahwa membangun
pendidikan agama, sebenarnya tidak hanya bisa dilakukan oleh para
pengajar di sekolah saja. Orangtua pun bisa dengan membagi
pengetahuannya kepada si anak. Terlebih apabila si anak masih belum
berusia lima tahun. Hal paling mudah adalah dengan bermain sambil
belajar. Seperti contoh, ketika sedang bermain,
Asmawati selalu menyelipkan ilmu pengetahuan kepada anaknya. Hal ini
membuat si anak jadi lebih mudah menyerap. Hal lain dalam memberikan
pengajaran adalah penyampaian. Ia bahkan tidak menggunakan kata tidak
atau larangan kepada anak-anaknya. Menurut Asmawati, hal ini cenderung
berkonotasi negatif. Dengan melakukan komparasi dan memperlihatkan sisi
positif suatu hal, maka dengan cepat menanamkan pemahaman kepada anak.
“Anak pertama saya memiliki rasa
keingintahuan yang sangat besar, pasti bertanya kenapa hal ini tidak
boleh. Jika saya mengatakan tidak boleh. Dari situ saya melihat, berarti
jangan mengatakan tidak, tapi lebih memberikan pilihan yang lebih
bagus,” ucapnya.
Cara ini dinilai ampuh ketika menghadapi anak-anak yang sedang mengalami masa pertumbuhan. Terlebih di era seperti saat ini. Di mana, konten televisi dinilai agak kurang pas untuk anak balita.
Kiat lain untuk menanamkan ilmu agama adalah dengan cara menceritakan nilai-nilai kehidupan dengan santai. “Seperti mendongeng,” lanjutnya.
Karena dirinya meyakini untuk memberikan nilai-nilai agama tidak hanya sekadar dilakukan dengan cara formal saja. “Dengan santai dan tidak memaksa, akan lebih efektif,” pesannya.(*/rio/asa)
Cara ini dinilai ampuh ketika menghadapi anak-anak yang sedang mengalami masa pertumbuhan. Terlebih di era seperti saat ini. Di mana, konten televisi dinilai agak kurang pas untuk anak balita.
Kiat lain untuk menanamkan ilmu agama adalah dengan cara menceritakan nilai-nilai kehidupan dengan santai. “Seperti mendongeng,” lanjutnya.
Karena dirinya meyakini untuk memberikan nilai-nilai agama tidak hanya sekadar dilakukan dengan cara formal saja. “Dengan santai dan tidak memaksa, akan lebih efektif,” pesannya.(*/rio/asa)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar