Mutu Pendidikan Didorong dari Pelaku
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan
mengatakan peningkatan mutu pendidikan didorong dari pelaku bukan dari
aturan.
"Oleh karena itu kita mencoba membangun ekosistem pendidikan di Tanah
Air," ujar Mendikbud dalam acara Rembuk Nasional Pendidikan dan
Kebudayaan (RPNK) 2016 di Pusdiklat Kemdikbud, Sawangan, Depok, Jawa
Barat, seperti dilansir Antara, Senin (22/2/2016).
Anies mengatakan, jika kualitas pendidikan di Tanah Air separuh dari
pendidikan di Singapura, maka seharusnya ada undang-undang atau
peraturan yang dilanggar. Tapi nyatanya tidak ada satu pun pelanggaran
undang-undang ataupun aturan.
Mantan rektor Universitas Paramadina ini melihat penting dibangunnya
ekosistem pendidikan agar para pelaku pendidikan mulai dari siswa,
orangtua, maupun guru berinteraksi.
"Jadi kita perlu bangun ekosistem pendidikan untuk saling
berinteraksi. Pemerintah daerah juga harus terus memperbaharui informasi
dan melibatkan publik," terang dia.
Mendikbud menekankan pentingnya para pelaku pendidikan untuk berbenah
dan serius berinvestasi dalam bidang pendidikan. Sekarang, kata Anies,
Ujian Nasional (UN) tidak lagi menjadi penentu kelulusan, yang
ditekankan adalah kejujuran siswa dalam mengikuti ujian. Dia menyebut,
meski kejujuran sulit diukur, kecurangan bisa diukur. Hanya 20 persen
siswa yang mendapat nilai tinggi dan mempunyai nilai integritas tinggi
pada UN 2015.
"Kalau ini tidak diubah, maka selamanya akan seperti inilah wajah integritas Indonesia ke depannya," cetus dia.
Pelibatan publik dalam pendidikan dan kebudayaan menjadi isu utama
yang dibahas dalam RNPK 2016. Ini merupakan agenda tahunan yang
melibatkan para pemangku kepentingan pendidikan dan kebudayaan antara
lain kepala dinas pendidikan mulai dari tingkat provinsi, kota,
kabupaten, pegiat pendidikan, pelaku kebudayaan, media massa, masyarakat
sipil. Pada tahun ini, RNPK setidaknya melibatkan sekira 1.000 peserta.
RPNK juga ajang pemerintah pusat dan daerah dalam melibatkan publik
untuk menyukseskan pembangunan pendidikan dan kebudayaan, serta
menyiapkan rancangan kebijakan pendidikan dan kebudayaan 2017. Tahun
ini, turut hadir para pembicara tamu seperti Dirut General Electric
Handry Satriago, yang membahas gerakan Revolusi Mental di Bidang
Pendidikan dan Kebudayaan, peneliti Indonesia Corruption Watch, Ade
Irawan, kemudian juga ada Abdul Malik Gismar, serta Rene Suhardono.
@AniesBaswedan