Minggu, 21 Februari 2016

Pentingnya Pendidikan Agama Sejak Dini
PERAN pendidikan bagi anak, sebenarnya memiliki porsi lebih besar dari orangtua. Nilai inilah yang dianut Asmawati, dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah (STIEM) Tanjung Redeb, kepada ketiga anaknya.
Sejak dini, istri dari Asmar Amir ini selalu, bahkan telah mengajarkan pentingnya pendidikan terutama nilai-nilai agama, kepada ketiga anaknya yang masih balita.
Anak pertama Qonitah yang baru berusia 4,5 tahun bahkan tidak diberikan pendidikan untuk masuk pendidikan anak usia dini (PAUD). “Hal terpenting bagi keluarga kami adalah membangun pondasi keimanannya terlebih dahulu,” kata perempuan berumur 33 tahun ini.
Dirinya menerangkan bahwa membangun pendidikan agama, sebenarnya tidak hanya bisa dilakukan oleh para pengajar di sekolah saja. Orangtua pun bisa dengan membagi pengetahuannya kepada si anak. Terlebih apabila si anak masih belum berusia lima tahun. Hal paling mudah adalah dengan bermain sambil belajar. Seperti contoh, ketika sedang bermain, Asmawati selalu menyelipkan ilmu pengetahuan kepada anaknya. Hal ini membuat si anak jadi lebih mudah menyerap. Hal lain dalam memberikan pengajaran adalah penyampaian. Ia bahkan tidak menggunakan kata tidak atau larangan kepada anak-anaknya. Menurut Asmawati, hal ini cenderung berkonotasi negatif. Dengan melakukan komparasi dan memperlihatkan sisi positif suatu hal, maka dengan cepat menanamkan pemahaman kepada anak.
“Anak pertama saya memiliki rasa keingintahuan yang sangat besar, pasti bertanya kenapa hal ini tidak boleh. Jika saya mengatakan tidak boleh. Dari situ saya melihat, berarti jangan mengatakan tidak, tapi lebih memberikan pilihan yang lebih bagus,” ucapnya.
Cara ini dinilai ampuh ketika menghadapi anak-anak yang sedang mengalami masa pertumbuhan. Terlebih di era seperti saat ini. Di mana, konten televisi dinilai agak kurang pas untuk anak balita.
Kiat lain untuk menanamkan ilmu agama adalah dengan cara menceritakan nilai-nilai kehidupan dengan santai. “Seperti mendongeng,” lanjutnya.
Karena dirinya meyakini untuk memberikan nilai-nilai agama tidak hanya sekadar dilakukan dengan cara formal saja. “Dengan santai dan tidak memaksa, akan lebih efektif,” pesannya.(*/rio/asa)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar